Rabu, 28 Agustus 2013

Waktu haram puasa

Diposting oleh Unknown di 05.05


waktu haram puasa
Umat Islam diharamkan berpuasa pada waktu-waktu berikut ini:
  • Hari raya idul fitri, yaitu pada (1 syawall)

Hal-hal yang membatalkan puasa
Puasa akan batal jika;
1.     Masuknya benda (seperti nasi, air, asap rokok dan sebagainya) ke dalam rongga badan dengan disengaja.
2.     Bersetubuh. 
3.     Muntah dengan disengaja.
4.     Keluar mani (Istimna' ) dengan disengaja.
5.     Haid (datang bulan) dan Nifas (melahirkan anak)
6.     Hilang akal (gila atau pingsan).
7.     Murtad (keluar dari agama Islam).
8.     Makan dan minum dengan sengaja.

Orang yang boleh tidak berpuasa

Berikut ini adalah orang yang boleh untuk meninggalkan puasa wajib (puasa Ramadhan), yaitu:
Yang wajib qadha' saja Orang-orang yang tersebut di bawah ini, boleh tidak berpuasa, tetapi wajib qadha', artinya wajib mengganti puasanya di hari lain, sebanyak hari yang ditinggalkan. Yaitu sebagai berikut :
1.     Orang yang sakit, yang ada harapan untuk sembuh.
2.     Orang yang bepergian jauh (musafir) sedikitnya 81 km.
3.     Orang yang hamil, yang khawatir akan keadaannya atau bayi yang dikandungnya.
4.     Orang yang sedang menyusui anak, yang khawatir akan keadaannya atau anaknya.
5.     Orang yang sedang haid (datang bulan), melahirkan anak dan nifas.
6.     Orang yang batal puasanya dengan suatu hal yang membatalkannya selain bersetubuh.
Yang tidak wajib qadha', tetapi wajib fidyah
Orang-orang di bawah ini tidak wajib qadha' (menggantikan puasa di hari lain), tetapi wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin setiap hari yang ia tidak berpuasa, berupa bahan makanan pokok sebanyak 1 mud (576 gram).
1.     Orang yang sakit yang tidak ada harapan akan sembuhnya.
2.     Orang tua yang sangat lemah dan tidak kuat lagi berpuasa.
Yang wajib qadha' dan kifarat
Orang yang membatalkan puasa wajibnya dengan bersetubuh, wajib melakukan kifarat dan qadha'. Kifarat ialah memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Jika tidak ada hamba sahaya yang mukmin maka wajib berpuasa dua bulan berturut-turut (selain qadha' menggantikan hari yang ditinggalkan), jika tidak bisa, wajib memberi makan 60 orang miskin, masing-masing sebanyak 1 mud (576 gram) berupa bahan makanan pokok.

Puasa dalam perjalanan
1.     Tetap berpuasa jika mampu
2.     Berbuka puasa jika tidak mampu
3.     Memilih antara tetap berpuasa atau berbuka puasa
Tingkatan puasa
Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam bukunya Ihya al-'Ulumuddin telah membagi puasa ke dalam 3 tingkatan:
·         Puasanya orang awam (shaum al-'umum): menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa seperti makan dan minum.
·         Puasanya orang khusus (shaum al-khusus): Selain menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa juga turut berpuasa dari panca indera dan seluruh badan dari segala bentuk dosa.
·         Puasanya orang istimewa, super khusus (shaum khusus al-khusus): Selain menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa dan juga berpuasa dari panca indera dan seluruh badan dari segala bentuk dosa juga turut berpuasa 'hati nurani', yaitu tidak memikirkan soal keduniaan.
Pembagian di atas memberikan umat Islam ruang untuk berpikir dan menelaah di tingkat manakah mereka berada.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Belajar Bersama Nia Puspitasari Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review